Harapan Menjadi Sahaja

Kamu hampir lupa, aku adalah satu garis pada lembarmu yang dulu. Kamu hampir lupa, dahulu aku satu pendar di ujung gulitamu. Mungkin kamu tidak tahu, secara tertutur ingatanku tentangmu. Oh, aku telah hanyut, dan dalam bakaku kamu senantiasa dikara. Aku telah buatkan ruang khusus untukmu yang tak sadar selalu berkunjung. Aku senang bersesat-sesat denganmu dalamContinueContinue reading “Harapan Menjadi Sahaja”

Seperti Mimpi, Ampuni.

They couldn’t think of something to say the day you burst With all their lions, with all their might and all their thirst They crowd your bedroom like some thoughts wearing thin Against the walls, against your rules, against your skin My beard grew down to the floor and out through the doors Of yourContinueContinue reading “Seperti Mimpi, Ampuni.”

Draf Delapan Bulan Lalu.

Aku masih mempersiapkan diriku, untuk entah apa yang akan terjadi setelah hari itu. Setelah jamahan terakhir yang akan aku temui, untuk entah kapan kutemui lagi. Aku masih mempersiapkan diriku, untuk senja, pagi, gelap, dan terang yang akan kulalui, entah berapa miliar langkah darimu. Dan, entah dengan siapa dirimu atau diriku melewati syahdunya musim. Mengapa iniContinueContinue reading “Draf Delapan Bulan Lalu.”

Garis Semi

Aku suka garis itu di wajahmu, yang berawal dari ujung bibir kiri ke ujung bibir kanan. Saat kau menampakkannya padaku, seolah tak ku miliki panorama lain untuk dibidik. Garis itu membawa pandanganku untuk selalu kembali padanya. Setiap sekuku jamahan, ku rasakan, dan ku bahagia. Tolong pastikan pengertianku ini benar, bahwa itu merupakan isyarat. Getirku serasaContinueContinue reading “Garis Semi”